BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Tidak dapat
kita pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang
menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Melihat
realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat
pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku Pluralitas dan
Integritas Nasional yang pada akhirnya akan menjadi bekal ilmu pengetahuan bagi
kita.
Suku Sunda
adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, jumlah
penduduk terbanyak di Indonesia. Kerena letaknya yang berdekatan dengan ibu
kota negara maka hampir seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di
provinsi ini. 65% penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk
asli provinsi ini.
B. TUJUAN
MASALAH
1.
Untuk lebih mengenal suku dani
2.
Mendalami dan
mengenal suku dani lebih detail.
C. Rumusan
Masalah
1.
SEJARAH SUKU DANI
2.
Mata pencaharian
3.
Sistem kepercayaan
4.
Sistem kekerabatan
5.
Sosial BUdaya Suku Dani
6.
Kesenian dan kerajinan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH SUKU DANI
Suku Dani adalah sebuah suku yang
mendiami satu wilayah di Lembah Baliem yang dikenal sejak ratusan tahun lalu
sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan alat / perkakas yang pada
awal mula ditemukan diketahui telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu,
pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat
menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat. Suku Dani masih
banyak mengenakan “koteka” (penutup penis) yang terbuat dari kunden kuning dan
para wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat dan tinggal di
“honai-honai” (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang). Upacara-upacara besar dan
keagamaan, perang suku masih dilaksanakan (walaupun tidak sebesar sebelumnya).
Sebagian masyarakat suku Dani
menganut agama Kristen atas pengaruh misionaris Eropa yang datang ke tempat itu
dan mendirikan misi misionarisnya ketika pada tahun sekitar 1935 pemerintahan
Belanda membangun kota Wamena. Kondisi geografis dari tempat
tinggal Suku Dani ini sendiri seperti halnya daerah pegunungan tengah di Papua,
terdiri dari gunung-gunung tinggi dan sebagian puncaknya bersalju dan
lembah-lembah yang luas. Kontur tanahnya sendiri terdiri dari tanah berkapur
dan granit dan disekitar lembah yang merupakan perpaduan dari tanah berlumpur
yang mengendap dengan tanah liat dan lempung. Daerahnya sendiri beriklim tropis
basah karena dipengaruhi oleh letak ketinggian dari permukaan laut, temperatur
udara bervariasi antara 80-200Celcius, suhu rata-rata 17,50 Celcius dengan hari
hujan 152,42 hari pertahun, tingkat kelembaban diatas 80 %, angin berhembus
sepanjang tahun dengan kecepatan rata-rata tertinggi 14 knot dan terendah 2,5
knot.
Hutan-hutan di mana suku Dani
bermukim sangat kaya akan flora dan fauna yang tak jarang bersifat endemic
seperti cenderawasih, mambruk, nuri bermacam-macam insect dan kupu-kupu yang
beraneka ragam warna dan coraknya. Untuk budaya dari Suku Dani sendiri,
meskipun suku Dani penganut Kristen, banyak diantara upacara-upacara mereka
masih bercorak budaya lama yang diturunkan oleh nenek moyang mereka. Suku Dani
percaya terhadap rekwasi. Seluruh upacara keagamaan diiringi dengan nyanyian,
tarian dan persembahan terhadap nenek moyang. Peperangan dan permusuhan
biasanya terjadi karena masalah pelintasan daerah perbatasan, wanita dan
pencurian.
Pada rekwasi ini, para prajurit
biasanya akan membuat tanfa dengan lemak babi, kerang, bulu-bulu, kus-kus, sagu
rekat, getah pohon mangga, dan bunga-bungaan di bagian tubuh mereka. Tangan
mereka menenteng senjata-senjata tradisional khas suku Dani seperti tombak,
kapak, parang dan busur beserta anak panahnya.
Salah satu kebiasaan unik lainnya
dari suku Dani sendiri adalah kebiasaan mereka mendendangkan nyanyian-nyanyian
bersifat heroisme dan atau kisah-kisah sedih untuk menyemangati dan juga
perintang waktu ketika mereka bekerja. Untuk alat musik yang mengiringi
senandung atau dendang ini sendiri adalah biasanya adalah alat musik pikon,
yakni satu alat yang diselipkan diantara lubang hidung dan telinga mereka.
Disamping sebagai pengiring nyanyian, alat ini pun berfungsi ganda sebagai
isyarat kepada teman atau lawan di hutan kala berburu.
Nama Dani sendiri sebenarnya bermakna orang asing, yaitu
berasal dari kata Ndani, tapi karena ada perubahan fenom N hilang dan menjadi Dani
saja. Suku Dani sendiri sebenarnya lebih senang disebut suku Parim. Suku ini
sangat menghormati nenek moyangnya dengan penghormatan mereka biasanya
dilakukan melalui upacara pesta babi.
Untuk bahasa sendiri, suku Dani memiliki 3 sub bahasa ibu
secara keseluruhan, dan ketiganya termasuk bahasa-bahasa kuno yang kemudian
seiring perjalanan waktu, ketiga sub bahasa ibu ini pun memecah menjadi
berbagai varian yang dikenal sekarang ini di Papua. Sub bahasa ibu itu adalah;
1.
Sub keluarga Wano
2.
Sub keluarga Dani Pusat yang terdri
ataslogat Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa
3.
Sub keluarga Nggalik – Dugawa
B.
MATA
PENCAHARIAN SUKU DANI
Nenek moyang orang Dani tiba di
Irian hasil dari suatu proses perpindahan manusia yang sangat kuno dari daratan
Asia ke kepulauan Pasifik Barat Irian Jaya.
Kemungkinan pada waktu itu
masyarakat mereka masih bersifat praagraris yaitu baru mulai menanam tanaman
dalam jumlah yang sangat terbatas. Inovasi yang berkesinambungan dan kontak
budaya menyebabkan pola penanaman yang sangat sederhana tadi berkembang menjadi
suatu sistem perkebunan ubijalar, seperti sekarang.
Mata pencaharian pokok suku bangsa
Dani adalah bercocok tanam dan beternak babi. Umbi manis merupakan jenis
tanaman yang diutamakan untuk dibudidayakan, artinya mata pencaharian umumnya
mereka adalah berladang
C.
SISTEM KEPERCAYAAN
Sistem
Kepercayaan Suku Dani
Dasar kepercayaan suku Dani adalah seperti halnya diuraikan
di atas yakni menghormati roh nenek moyang dengan cara menyelenggarakan
berbagai ritual upacara yang dipusatkan pada pesta babi. Konsep kepercayaan /
keagamaan yang terpenting adalah Atou, yaitu kekuatan sakti para nenek moyang
yang diturunkan secara patrilineal (diturunkan kepada anak laki-laki).
Kekuasaan sakti ini antara lain :
·
Kemampuan
atau kekuatan untuk menyembuhkan penyakit
·
Kemampuan
atau kekuatan untuk menyuburkan tanah, dan
·
Kemampuan
atau kekuatan untuk menjaga ladang
Sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyangnya, suku
Dani membuat lambang untuk nenek moyang mereka yang disebut Kaneka. Selain
sebagai perlambang untuk nenek moyang, dikenal juga Kaneka Hagasir, yakni
sebuah upacara keagamaan yang bertujuan untuk kesejahteraan keluarga, juga
ketika mengawali dan mengakhiri peperanga
D.
Sistem
Kekerabatan
Untuk sistem kekerabatan suku Dani mengenal tiga sistim
yakni kelompok kekerabatan, paroh masyarakat dan kelompok territorial.
a.
Kelompok kekerabatan
kelompok kekerabatan dari suku Dani
yang terkecil adalah keluarga luas. Keluarga luas ini sendiri terdiri dari dua
atau tiga keluarga inti yang tinggal bersama dalam satu rumah besar yang
menyerupai kompleks dengan sekat-sekat berupa pagar (lima) yang disebut slimo.
Dalam sebuah desa di Suku Dani terdapat 4 hingga 5 slimo dengan delapan hingga
sepuluh keluarga yang menghuni. Sistem pernikahan dari suku Dani adalah
poligami dan beberapa diantaranya poligini. Menurut mitologi, suku Dani berasal
dari keuturunan sepasang suami istri yang menghuni suatu danau di sekitar
kampung Maina di Lembah Baliem Selatan. Mereka mempunyai anak bernama Woita dan
Waro. Orang Dani dilarang menikah dengan kerabat suku Moety sehingga
perkawinannya berprinsip eksogami Moety (perkawinan Moety / dengan orang di
luar Moety).
b.
Paroh Masyarakat
Struktur bermasyarakat Suku Dani
merupakan gabungan dari beberapa klan kecil yang disebut ukul, dan klan besar
yang disebut ukul oak.
c.
Kelompok Teritorial
Kesatuan teritorial yang terkecil
dalam masyarakat suku bangsa Dani adalah kompleks perumahan (uma) yang dihuni
untuk kelompok keluarga luas yang patrilineal (diturunkan kepada anak
laki-laki).
E.
Sosial
Budaya suku Dani
Secara umum pengertian kebudayaan
adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi
kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Pokok-pokok yang terkandung dari
beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat
manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan
melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari
komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam
aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional
Latar belakang ilmu budaya dasar
latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri
atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin
dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari
ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif
dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya
sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih
jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3.
Kemajuan
ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan
manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia
bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan
akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya,
juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini
menjadi resah dan gelisah.
F.
Kesenian
dan Kerajinan
Kesenian
masyarakat suku Dani dapat dilihat dari cara membangun tempat kediaman, seperti
disebutkan di atas dalam satu silimo ada beberapa bangunan, seperti : Honai,
Ebeai, dan Wamai.
Selain
membangun tempat tinggal, masyarakat Dani mempunyai seni kerajinan khas,
anyaman kantong jaring penutup kepala dan pegikat kapak. Orang Dani juga
memiliki berbagai peralatan yang terbuat dari bata, peralatan tersebut antara
lain : Moliage, Valuk, Sege, Wim, Kurok, dan Panah sege
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment